Minggu, 28 April 2019
Meninggalkan rumah dikala kokok ayam belum berbunyi, sampai di sekolah waktu bulan masih riang bernyanyi. Ya hari ini adalah hari yang mungkin tidak kunanti, entah kenapa beberapa hari terakhir badan sedang tidak dalam kondisi optimal. Hari ini aku dan beberapa temanku pergi ke Malang, jarak dari Madiun via Kediri sekitar 178 km.
Kami ke Malang untuk melaksanakan semifinal lomba sosiologi, setelah sebelumnya secara beruntung lolos dari babak penyisihan. Perjalanan kami tempuh dengan menggunakan mobil rental, berangkat dari sekolah saat hari masih dipanggil dini. Kami berangkat tidak sendiri, ada satu guru yang mendampingi kami. Selama perjalanan karena rasa kantuk yang begitu dalam, maka tidur adalah jawaban.

Saat sampai di daerah perbukitan dimana naik turun dan belokkan adalah wajar, aku terbangun dari tidur yang bisa dibilang tidak terlalu nyaman. Saat bangun dan melihat kedepan, adrenalin ku menjadi terpacu. Bayangkan dengan penerangan yang tidak terlalu terang ditambah tikungan tajam serta turunan yang curam mobil dipacu dengan sangat kencang. Kalau boleh dibilang rasanya mirip dikala naik roller coaster, ditambah perut yang sebelumnya memang bermasalah, aku sedikit menahan muntah. Untung kami masih disayang Tuhan, Alhamdullilah selamat. Setelah kupikir-pikir rentalan mobil ini layak direkomendasikan. Selain cepat sampai tujuan, aku juga menjadi lebih ingat Tuhan. 2 in 1.

Sekitar pukul setengah lima kami mampir ke masjid yang ada di Pujon untuk sholat subuh, masjid Nurul Huda namanya. Selesai sholat kami saling bercerita betapa sangarnya sopir kami. Pukul enam pagi kami sampai di tujuan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Tak lama setelah sampai, kami langsung sarapan. Selesai sarapan kami mencoba menikmati suasana kampus, cukup asri dan sejuk.
Waktu registrasi peserta pun dibuka, aku dan teman- temanku melakukan registrasi peserta dan ganti baju setelahnya. Selesai ganti baju kami mulai mengikuti rentetan acara, di semifinal 1 ini kami ditugaskan untuk menganalisa video yang telah disiapkan oleh panitia. Jika lolos semifinal 1 maka lanjut ke semifinal 2 setelah itu baru babak final. Selesai waktu pengerjaan sambil menunggu pengumuman, kami diajak keliling kampus dan setelahnya terserah mau apa. Kami memutuskan untuk duduk-duduk saja disebuah taman dekat fakultas tempat lomba diadakan.

Akhirnya setelah menunggu cukup lama pengumuman pun dilakukan. Ternyata dari semifinal 1 ini hanya ada 1 temanku yang lolos ke semifinal 2, aku dan ketiga temanku yang lain tidak lolos. Entah kenapa aku sama sekali tidak kecewa, menurutku menang atau kalah di suatu perlombaan itu sudah biasa yang penting kita harus tetap semangat dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Aku dan teman-teman ku menunggu satu temanku yang lolos ke babak semifinal 2. Kami menunggu di musholla, diiringi hujan kami bersantai sambil makan siang dan melihat bunga di depan musholla.

Sekian lama menunggu akhirnya hasil semifinal 2 keluar, dan…… ternyata temanku pun belum berjodoh. Alhasil kami pun pulang, mungkin memang belum jodohnya membawa piala, sementara ini kami membawa dulu pengalaman. Diperjalanan entah kenapa pak sopir seperti mendapat hidayah, tidak seperti saat berangkat yang gaspol, kali ini dia lebih berhati-hati. Mungkin juga pengaruh suasana Malang yang damai. Diperjalanan pulang ini kami mampir dulu membeli oleh-oleh, keripik. Lepas dari suasana sejuk dan damai Malang jati diri pak sopir kembali muncul. Pembalap. Kali ini lebih pelan dari dini hari tadi, tapi lebih ngawur. Dengan tutup mata aku menjadi lebih tenang, ingat Tuhan dan orang tua di rumah.
Oiya diperjalanan pulang ini kami mendapat kabar bahwa ekskulku paskibra mendapat juara lomba baris berbaris. Alhamdulillah selamat ya. Dan ekskul jurnalistikku yang hari ini mengikuti lomba mading di Sidoarjo juga memberi kabar, walaupun belum menang tapi aku sudah bangga. Tetap semangat yaa, semoga kedepannya bisa lebih baik.
Pukul sebelas malam kami akhirnya sampai di sekolah tercinta, Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan. Waktu kami sampai hujan deras memberikan ucapan selamat datang kepada kami. Di perjalanan ini aku menyadari bahwa kita sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal kita, masalah hasil itu adalah hal lain. Yang terpenting dari sebuah usaha adalah semangat untuk terus menjadi lebih baik, tidak menyerah, dan terus berdoa. Jangan pernah berhenti berusaha, carilah pengalaman sebanyak mungkin. Sampai jumpa di jurnal berikutnya. Salam asanka.
Yang terpenting adalah doa dan usaha. Hasil baik ? Itu bonus.